Wednesday, February 19, 2025
![]() |
Rektor ISBI Retno Dwimarwati bersama jajarannya sedang memberi keterangan pers (Asep GP) |
Pertunjukan teater Wawancara dengan Mulyono (nama kecil mantan Presiden Jokowi) yang berdurasi setengah jam lebih itu semula akan dimainkan oleh Rachman Sabur dan Tony Broer.
Terkait hal itu pihak ISBI Bandung pun pada tanggal 18 Februari 2025 mengadakan Konferensi Pers di Ruang Sidang, Lt 4 Gedung Rektorat ISBI Bandung Jl. Buah Batu No. 212 Bandung. Dari pihak rektorat hadir Rektor ISBI Retno Dwimarwati, Wakil Rektor Bidang Kerja Sama, Hubungan Masyarakat, dan Sistem Informasi Supriatna, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Indra Ridwan, Iip Sarip Hidayana dan Dede Priana (Kepala Biro Akademik dan Umum).
Tidak Diizinkannya Pertunjukan Wawancara dengan Mulyono oleh Teater Payung Hitam di lingkungan kampus ISBI Bandung diambil berdasarkan sejumlah pertimbangan, baik dari segi administratif hingga prosedural yang harus dipenuhi dalam setiap penyelenggaraan kegiatan di lingkungan kampus.
“Selama ini ISBI Bandung selalu mengakomodir kelompok-kelompok pertunjukan yang akan bermain di ISBI Bandung. Bahkan ISBI Bandung memberikan rekomendasi kepada kelompok-kelompok tersebut untuk bermain di gedung-gedung lain milik pemerintah daerah baik kota, kabupaten maupun provinsi. Oleh karena itu ISBI Bandung menyarankan untuk bermain di tempat lain yang lebih relevan,” demikian kata Rektor ISBI Retno Dwimarwati di hadapan para wartawan.
Dalam hal ini kata Retno, pihak TPH hanya mengajukan permohonan peminjaman ruangan secara lisan, tanpa melengkapi prosedur administrasi yang diwajibkan oleh pihak kampus. ISBI Bandung juga telah menyampaikan bahwa Studio Teater ISBI Bandung tidak dapat digunakan sebagai lokasi pertunjukan dikarenakan beberapa alasan, khususnya terkait keterbatasan ruang yang dimiliki dan semakin dekatnya waktu perkuliahan. ISBI Bandung menyarankan agar pertunjukan tersebut dapat dialihkan ke tempat lain yang lebih sesuai, seperti Gedung Indonesia Menggugat (GIM, di Jalan Perintis Kemerdekaan No. 5 Bandung) atau gedung pertunjukan lain, sehingga pertunjukan tetap terselenggara tanpa melanggar ketentuan kampus.
![]() |
Foto Asep GP |
Namun, pihak TPH tetap memaksakan penyelenggaraan pertunjukan di kampus meskipun tidak memperoleh izin. Kejadian ini menimbulkan pemberitaan viral terkait "penggembokan" ruang Studio Teater yang seolah-olah ISBI Bandung membatasi kebebasan berkesenian. Padahal, hal ini berkaitan dengan adanya pelanggaran prosedur pihak TPH yang tidak mendapatkan izin penggunaan ruang Studio Teater oleh ISBI Bandung.
Keputusan ISBI Bandung untuk tidak mengizinkan pertunjukan ini diselenggarakan di lingkungan kampus didasarkan pada beberapa hal, yakni: Administrasi dan Perizinan. Setiap penggunaan fasilitas kampus harus melalui proses perizinan resmi, termasuk pengajuan surat permohonan secara tertulis dan evaluasi oleh pihak ISBI Bandung.
Kewenangan Kampus untuk Mengatur Pemanfaatan Fasilitas. ISBI Bandung memiliki kewenangan untuk memastikan bahwa fasilitas kampus digunakan untuk kegiatan akademik dan pengembangan seni budaya yang membangun dan bebas dari konflik kepentingan, termasuk yang bernuansa politik, serta menghindari konten yang berpotensi mengandung pro dan kontra, yang dapat memicu keresahan atau pertentangan di masyarakat.
Prinsip Netralitas Kampus sebagai Institusi Pendidikan Tinggi Negeri. Sesuai dengan UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN (UU ASN) Pasal 2, dosen dan tenaga kependidikan dengan status ASN wajib bersikap netral. Aktivitas berkesenian yang mengangkat isu-isu sensitif berpotensi dipersepsikan sebagai bagian dari konflik politik yang dapat mencederai prinsip netralitas kampus.
Kondusivitas Kampus dan Potensi Polarisasi. Pertunjukan yang mengangkat narasi negatif terhadap tokoh tertentu dapat memicu protes dan reaksi keras dari pihak-pihak yang tidak setuju. Dampaknya, kampus dapat dijadikan sebagai arena konflik atau mendapat tekanan dari pihak eksternal, terutama jika isu ini diangkat oleh media atau viral di media sosial. Hal ini dinilai dapat menimbulkan ketegangan sosial, yang berisiko merusak ketertiban serta nama baik ISBI Bandung, jika kegiatan ini dipersepsikan sebagai dukungan terhadap gerakan pembentukan opini pada tokoh tertentu pasca pemilihan presiden.
.jpeg)
Inilah Alasan ISBI Bandung Melarang Pentas Teater Wawancara dengan Mulyono karya TPH
Tuesday, February 11, 2025
![]() |
Revki melukis sambil berjoget (Aris Bernas) |
Berdirinya Rumah Budaya yang beralamat di Jalan Engkol No. 2 Palasari Kota Bandung ini telah menambah kantong-kantong budaya yang ada di Kota Bandung, yang terkenal sebagai Kota Seni-Budaya di Indoensia.
Lihatlah, ada Parade Seni Rupa dan Pertunjukan 2025 pada Sabtu sore itu (8/2/2025). Gelaran seni bertajuk ‘Estetika Majemuk yang Diimpikan’ menampilkan berbagai pertunjukan memukau, seperti monolog, pantomime, teater, musik, serta pameran seni rupa.
Seniman ternama yang meramaikan parade seni ini, antara lain Nur Rahmat SN dari Teater Alit Jakarta membawakan monolog ‘SURAT KEPADA ORANG TERKASIH’ karya Taufan S. Chandranegara, sementara Hermana HMT tampil dengan monolog ‘KOYAK’.
Koreografi tari dipersembahkan oleh Dody Yan Masfa dan Lena Guslina (membawakan karya Geliat Sukma), Iskandar dari IsMIME dengan pantomimnya, Teater Minikata oleh Gaus FM serta musisi balada Edi Risana Singaperwata hadir dalam gelaran tersebut.
![]() |
Hermana HMT debus di akhir monolog (Asep GP) |
Di seni rupa, tampil unjuk kabisa seniman-seniman seperti Revki Maraktifa, Andi Sopiandi, AR Tanjung, Saepul Bahri, serta Komunitas Y&R Gerak Hidup Ini.
Parade Seni Rupa dan Pertunjukan 2025 ini bukan hanya sekadar pameran karya, tetapi juga ruang apresiasi dan silaturahmi antarbudaya, membuka ruang ekspresi bagi seniman sekaligus memperkuat jaringan komunitas seni.
Selain sebagai ajang pertunjukan, Parade Seni Rupa dan Pertunjukan juga menjadi tempat berkumpulnya para seniman, akademisi, dan masyarakat yang ingin mendalami serta mendukung perkembangan seni di Bandung dan Indonesia.
“Kami berharap acara ini menjadi awal dari gerakan kreatif yang akan menjalar ke kota-kota lain," ujar Yosef Octa, Ketua Panyelenggara.
Melukis sambil Berjoget sampai Monolog sembari Debus
Menarik disimak adalah penampilan seniman lukis Revki Maraktiva. Revki bukan perupa biasa tapi lewat konsep seni choreopainting yang menggabungkan seni lukis, tari dan musik yang unik telah memukau hadirin. Ya dia melukis sambil diringi lagu ‘Bento’ Iwan Fals, bejoget dan ikut bernyanyi, kuasnya tak henti menyapu, menggores, menari-nari di atas kanvas dan hasilnya pun bukan lukisan ecek-ecek, terlihat berupa alat musik petik dengan warna warna nan cantik.
Lukisan Revki memang bernilai tinggi (seharga 40-50 juta) bahkan kanvas kosongnya sudah diijon kolektor seni. Dia pun pernah tampil di dalam dan luar negeri, termasuk Australia.
Kata Revki ia tidak hanya melukis dengan tangan, tetapi juga dengan emosi dan gerak tubuh. Konsep choreopainting dirintisnya sejak 2013 dan mendapat apresiasi pihak Gogle sebagai istilah/aliran baru. Ceritanya, choreopainting ini mulanya diberi nama dancing painting. Namun, karena sulit ditemukan di mesin pencari Google, ia menggantinya menjadi choreopainting 2016 dan dia mendapat surat yang menyatakan bahwa Google mengaku choreopainting sebagai istilah/aliran baru. Revki berharap metode choreopainting bisa semakin dikenal luas dan ia berencana mendaftarkannya ke HAKI.
Lain lagi dengan Hermana HMT yang menampilkan Monolog ‘Koyak”. Pendiri Yayasan Kebudayaan Bandung Mooi (YKBM) ini di akhir monolognya memperlihatkan kekuatan tubuhnya mengupas kelapa dengan giginya lalu dibenturkan ke dahinya hingga terbelah dan airnya muncrat kemana-mana.
Monolog ‘Koyak’ sendiri kata Mang Hermana bicara soal seorang yang meyalahgunaan ilmu, harta dan tahta-kekuasaan yang semena-mena hingga membuat orang lain menderita, seperti kasus pemagaran laut dan sertifikat laut yang mebuat nelayan menderita, kampung adat digusur, gas 3 kg menghilang dan rakyat kecil antri hingga ada yang meinggal dunia. Dan kalau kekuasaan disalahgunakan yang korban itu bukan satu orang tapi seluruh masyarakat yang kebanyakan rakyat kecil akan menderita.
“Itu karena tahta menguasai manusia, maka manusia menjadi lebih bengis dari singa lapar yang siap melahap kerbau yang tubuhnya lebih gede. Tapi singa tidak akan mengahbiskan kerbau sendirian, tapi kalau oleh manusia semua akan habis digasaknya hingga hutan dan segala isinya,“ kata Hermana serius .
Tapi ada Yang maha Adil, jika manusia menyalahgunakan ilmu, tahta dan hartanya lambat laun dia akan menemukan karmanya – ada balasannya baik di dunia maupun di akhirat.
Jadi seperti dalam cerita monolog ini, ketika dia (tokoh Si Aku dalam monolog) tidak ada di rumahnya anak dan istrinya ada yang membunuh, kemudian dia dendam melakukan hal yang sama membantai membabibuta. Tapi di akhir cerita dia sadar dan menyesal juga, karena sekalipun dia timpahkan dendam kesumatnya kepada orang lain, merusak rakyat dan Negara, tetapi anak-istrinya nya tetap saja tidak akan kembali.
Hermana HMT adalah Pendiri seni tradisi Sunda, Longser Bandoengmooi. Sebagaima teater tradisional yang kaya bodoran dan kritik sosial, pada setiap ceritanya selalu mengandung unsur-unsur ngageuing (mengingatkan).
“Saya konsisten di longser dan saya selalu mengkritisi ketidakadilan. Karena tugas kesenian itu selain memperindah juga memberi kritik sosial supaya ada kesadaran masyarakat – ngageuing lah. Jadi saya selalu bikin cerita sosio kritik masalalah lingkungan, kebijakan pemerintah, bahkan yang menyangkut kejiwaaan. Itu tugas seniman memberi kesadaran,“ kata Hermana yang terus giat memberi pelatihan kepada remaja dan anak-anak untuk mengambangkan bakatnya dalam seni tradisi seperti longser, acting, pencak silat, dan tari di Kampung Longser, di kawasan Ciawitali RT 02/09 Kel. Citeureup-Kota Cimahi. (Asep GP)***
.jpeg)
Rumah Budaya Engkol Rumah Para Seniman, Akademisi, dan Publik Seni
Thursday, January 30, 2025
![]() |
Foto Istimewa |
Ya seperti bisa dilihat dari ‘Blah-Blah War’ (BBW) karya Rudi ST Darma, merupakan contoh interpretasi seorang seniman terhadap dirinya sendiri yang sedang berperang. bukan sesungguhnya perang "war" adanya rudal atau nuklir, tetapi makna perang dalam Blah Blah War ini bisa diartikan memiliki makna perang melawan terhadap dirinya sendiri atas ketidakpuasan akan bathinnya akibat yang terjadi di lingkungan dirinya atau atas perlikaku masyarakat kini yang ia sedang amati.
‘Blah Blah War dan Solo Exhibition’ karya Rudi Setia Darma yang pernah dia pentaskan di Abraham and Smith Jl. Tamblong Dalam No. 2 Bandung (28/062024). Merupakan kontemplasi diri dalam menapaki jejak-jejak rupa Rudi, yang ia torehkan ke dalam karya-karyanya, seakan mengajak masyarakat yang hadir atau penikmat seni ikut merenungkan akan kegelisahannya terhadap luapan-luapan batinnya dalam menandai setiap makna-makna simbolik yang tersirat dalam setiap wujud karyanya, ataupun akan rekam jejak nilai-nilai estetik pada medianya, yang berusaha ia ungkapkan,“ demikina dikatakan Warli Haryana, praktisi seni dan Kaprodi Pendidikan Seni Rupa FPSD UPI Bandung.
![]() |
Foto Istimewa |
Dimata pelukis wayang yang baru-baru ini berpameran ‘DIVERSITY OF NUSANTARA ART “DNA’ bersama Jo Cowtree Di Konsulat jenderal RI Kota New York, Amerika Serikat, (24-27/11/ 2024) ini, karya-karya Rudi dari tahun 1990 yang ia kenal hingga saat ini, Rudi, tetap ajeg dalam memberikan penanda dari setiap karya-karya yang ia ciptakan. Tetap konsisten dalam berkeseniannya. Yang lebih menarik lagi, Rudi selalu mengajak junior-junior di almamaternya, yaitu mahasiswa Prodi Pendidikan Seni Rupa FPSD UPI maupun para mahasiswa di kampus lain seperti ISBI, Maranatha, IKJ turut serta dalam bimbingannya.
Dalam setiap pamerannya ia tetap mengajak generasi muda berkolaborasi dalam merancang suatu kegiatan pameran tunggal. Keinginannya adalah agar seniman muda atau calon akademisi seni harus memahami sebuah proses berkesenian, berkomunitas dan juga dalam penyelenggaraan pameran serta dalam kuratorial. Sehingga nanti mereka akan memilih atau menemukan jati dirinya akan ke mana dalam pengalaman berkesenian yang ia jalani.
Di Bandung Rudi ST Darma, merupakan seniman yang tak diragukan dalam loyalitasnya, dalam kiprah kesenimannya. Seolah tak ada jeda untuk sejenak berleha-leha saja, ia selalu merindukan aktifitas yang mampu memberikan inspirasi dan eksplorasi dalam nafas kesenirupaannya.
![]() |
Foto Istimewa |
“Rudi Setia Darma seorang seniman Bandung yang mampu melakukan eksplorasi karya dan memiliki wujud sesuai gejolak jiwanya. Terlintas dari setiap karya yang hadir memiliki makna dalam interpretasinya. Karya-karya seolah-olah ada benang merah dari masa lalu dan masa kini,“ demikian kata Warli Haryana.
Menurut Rudi sendiri, dirinya mungkin tidak sedang performance art, tapi sebenarnya sedang bermain Blah Blah War (BBW), karena dia begitu paham, sangat mengenali BBW yang dia proklamirkan tahun 1987, saat membuat BBW pertama kali dengan judul kecil BLAH BLAH WAR: POMPEI, di Sanur, Denpasar-Bali. Walau sebenarnya BBW sudah pula dia wariskan pada Yoyoyogasmana (kini Humas di Kampung Adat Ciptagelar), tapi semestinya tidak masalah karena BBW sudah jadi legacy, warisan budaya sebagai salah satu identitas 'kaum kami'.
![]() |
Foto Istimewa |
“Kenapa BBW? Karena BBW adalah kredo dimana aku tidak ingin dibatasi, membatasi media untuk kerja kreatifku, kerja seniku, seperti juga merujuk pada tema-temaku yang selalu bicara tentang konflik manusia sebagai pusat yang memunculkan dinamika di berbagai ranah sosial politik budaya dan seterusnya. BBW adalah aksi reaksi olah gerak, olah rasa, olah visual, olah audio visual yang mengakar pada kondisi awal dari berbagai disiplin ilmu tersebut secara tidak utuh, yang kemudian menjadi medium untuk mereaksi. Rudi BLAH BLAH WAR: SETELAH 24! di Abraham And Smith, merupakan paket lengkap dari bagaimana kerja seni aku yang cenderung mereaksi tadi, sehingga eksplorasi tidak hanya melulu medium 2 atau 3D, tapi juga gerak,“ pungkas Rudi Setia Darma. (Asep GP)***

Blah Blah War Rudi ST Darma, Perang Bathin Sang Seniman Merekam Zaman
Tuesday, January 14, 2025
Intinya Seni Tata Cahaya Panggung bukan hanya sekadar tentang menyorot lampu ke arah yang benar, tetapi juga seni menciptakan suasana, menyalurkan emosi, dan menyampaikan cerita melalui cahaya.
Dan pendidikan di bidang tata cahaya di Indonesia masih terbatas, sementara dalam lima tahun terakhir, dunia lighting telah berkembang pesat, baik dari sisi teknologi maupun jumlah profesional yang terlibat. Dengan semakin meningkatnya jumlah acara live maupun broadcast, kebutuhan akan Penata Cahaya yang kompeten menjadi sangat mendesak.
Makanya, memahami pentingnya peran Penata Cahaya yang kompeten dalam industri seni pertunjukan yang terus berkembang, Pecahin menggelar Kelas Pecahin Edisi 2 yang kali ini dilangsungkan di gedung Kesenian Sunan Ambu ISBI Bandung, Jl. Buah Batu No. 212 Bandung (sebelumnya digelar di Taman Ismail Marzuki-Jakarta).
Acara ini berlangsung empat hari, 13 – 16 Januari 2025 (mulai Pk. 09.00-17.00), dengan menghadirkan narasumber utama Iwan Hutapea, Penata Cahaya senior dengan pengalaman lebih dari dua dekade, dan Jihan Didik profesional di bidang tata cahaya dan seni pertunjukan.
Workshop ini terbagi dalam dua kelas, yaitu Kelas Dasar Tata Cahaya sebagai kelas pertama dan Kelas Dasar Tata Cahaya & Pelajaran Penggunaan Perangkat console grandMA3 sebagai kelas kedua. Kelas pertama dipandu Iwan Hutapea, dimana peserta akan belajar dasar-dasar tata cahaya mulai dari, pengenalan jenis lampu & intensitas cahaya, arah & distribusi cahaya, pergerakan cahaya dalam desain panggung, cahaya terhadap set & desain, dan pengenalan hardware dan manajemen lampu.
Iwan Hutapea juga bersama Johan Didik akan membawakan kelas kedua. Peserta akan mendalami materi kelas pertama sekaligus mendapatkan pengenalan komprehensif tentang perangkat GrandMA3, perangkat Kontrol pencahayaan canggih yang mendukung berbagai produksi seni di tingkat nasional dan internasional.
Menurut Iwan Hutapea, ‘Kelas Pecahin Edisi 2’ ini hadir untuk menjawab kebutuhan industri dan mendorong para Penata Cahaya untuk terus berkembang. “Kami ingin para peserta tidak hanya memahami teknis pencahayaan, tetapi juga mampu menciptakan karya yang penuh makna dan relevan dengan kebutuhan zaman,“ tandasnya.
Kelas Pecahin Edisi 2 bertujuan untuk memperkenalkan seni tata cahaya kepada lebih banyak pekerja seni di ndonesia. Dengan membangun jejaring dan iklim kerja yang positif, diharapkan komunitas pencahayaan dapat semakin berkembang dan menghasilkan Penata Cahaya yang mampu bersaing di tingkat internasional.
Selain meningkatkan kompetensi teknis, acara ini juga diharapkan mampu meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang dunia tata cahaya. Para peserta didorong untuk terus mengembangkan kemampuan dan menemukan semangat baru dalam mempelajari seni pencahayaan.
“Melalui kelas ini, kami ingin mengispirasi dan memotivasi generasi baru untuk melihat tata cahaya sebagai seni yang berdampak besar. Kami percaya, pengetahuan yang dibagikan di sini akan menjadi fondasi yang kuat bagi masa depan tata cahaya di Indonesia,” pungkas Iwan Hutapea.
Sebagai komunitas Penata Cahaya di Indonesia, Pecahin juga membuka ruang selebar-lebarnya untuk memperluas jejaring informasi, pengetahuan dan kolaborasi dengan pelaku industri tata cahaya. Acara ini bukan hanya menjadi sarana pembelajaran, tetapi juga menjadi wadah bertemunya para pelaku industri, baik yang berasal dari Bandung maupun dari seluruh penjuru Indonesia.
Dengan peserta yang berasal dari berbagai latar belakang dan wilayah, kelas ini memberikan kesempatan berharga untuk bertemu, bertukar ide, dan menjalin hubungan profesional baru. Lebih dari itu, Pecahin berharap dapat menjadi penghubung yang mempererat komunitas tata cahaya Indonesia dan menjembatani peluang kerjasma di masa depan. Pecahin selalu berkomitmen untuk mendukung pengembangan dan pendidikan di bidang tata cahaya. Kolaborasi dengan IMS (PT. Inti Megah Swara) dalam MA Training adalah langkah besar untuk mencapai tujuan ini. (AGP)***

Workshop Seni Tata Cahaya ‘Kelas Pecahin Edisi 2’ Digelar di ISBI Bandung
Tuesday, December 17, 2024
Acara yang akan berlangsung hingga, kamis (19/12/2024) ini, dibuka oleh Monolog ‘Perempuan Tanah Priangan (Raden Dewi Sartika)’, yang diperankan Vinny D. Soemantri, dan ilustrasi tari oleh Vanya Vibilla Andjani dari Lembaga Seni Budaya Manikam Khatulistiwa Bandung. Yang berisi kisah perjuangan Raden Dewi Sartika untuk memajukan kaum perempuan di Tanah Pasundan. Sajian seni ini kata Vinny Soemantri, untuk mengenang perjuangan Raden Dewi Sartika & Raden Ayu Laksmi Ningrat, dua perempuan Priangan yang berjuang untuk kemajuan pendidikan perempuan di eranya.
Sebagaimana kita tahu Pelopor Emansipasi Kaum Perempuan Indonesia selain Kartini, Tanah Pasundan juga punya Dewi Sartika (1884-1947), Pelopor Pendidikan Kaum Perempuan yang terjun langsung berjuang selama puluhan tahun di masa genting hingga masa tuanya.
Kartini memperjuangkan pendidikan dengan media tulisan surat-suratnya, Dewi Sartika dengan cara terjun langsung mengajar dan mendirikan sekolah Kautamaan Istri.
Perjuangannya dimuai dengan mengajar beberapa keterampilan wanita di lingkungan terdekatnya, kepada saudara-saudaranya, seperti menjahit, membaca, menulis, memasak, bahkan beliau berhasil memabangun Sakola Istri (16 Januari 1904) dan berubah jadi jadi Sakola Kautamaan Istri (1910), serta pada tanggal 1 Desember 1966 Dewi Sartika diberi anugerah Pahlawan Kemerdekaan Nasional oleh Pemerintah Indonesia.
Dewi Sartika menginginkan perempuan memiliki kemauan kuat agar mandiri, berpengetahuan dan punya keterampilan agar senantiasa kuat serta mampu mempertahankan kehidupannya.
Pada acara tersebut Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pengelolaan Kebudayaan Daerah Jawa Barat (PKDJB), Ary Heriyanto, S. STP.,M.M., yang juga selaku ketua pelaksana kegiatan, mengatakan acara ini merupakan kegiatan rutin tahunan, hanya tahun lalu dalam bentuk museum expo, ujarnya.
"Tahun ini museum expo kita rubah menjadi kegiatan-kegiatan kecil meliputi pameran temporer, ada lomba nonton film Indonesia dari Kemendikbud dengan mengundang anak anak sekolah, lalu ada edukids, pengenalan sejarah pada generasi muda, juga lomba vlog untuk museum monumen perjuangan rakyat," katanya.
Pada kesempatan yang sama Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat yang kali ini diwakili oleh Sekertaris Dinasnya Ani Widiani, S.T., M.SHS., sekaligus membuka acara mengatakan, Undang Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2019 telah mengamanatkan bahwa negara berkewajiban memajukan kebudayaan nasional ditengah peradaban dunia.
"Museum sebagai lembaga yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat harus dirasakan ada manfaatnya diantaranya berperan sebagai lembaga edukatif, inovatif, rekreatif, dan imajinatif semua manfaat ini berdasarkan pada sebuah teorema bahwa museum memang merupakan sumber informasi kepada publik," jelasnya.
Ani juga mengatakan,melalui pameran temporer ini diharapkan jadi salahsatu upaya dalam meningkatkan pelayanan museum, pemanfaatan benda dan cagar budaya, serta upaya mengkomunikasikannya, dapat terlaksana dengan maksimal sesuai tugas pokok dan fungsi museum.
Pameran temporer ini kata Ani rutin dilaksanakan setiap tahun dengan mengangkat tema yang berbeda, dan pada tahun 2024 ini tema yang diangkat adalah Pameran Temporer ‘Dewi Sartika : dari masa lalu ke era kekinian - Biografi Perempuan Pembaharu Pendidikan’.
Ada beberapa koleksi yang dipamerkan berupa koleksi dari ahli waris Pahlawan Nasional Raden Dewi Sartika dan suaminya Raden Kanduruan Agah Suriawinata.
"Kami menyadari keterbatasan koleksi museum perjuangan Rakyat sendiri yang mengharuskan berkolaborasi dengan stakeholder untuk dapat memenuhi materi yang komprehensif sesuai dengan tema, semoga hal ini menjadi semangat kami untuk dapat memenuhi kelengkapan dan koleksi Museum Perjuangan Rakyat yang akan datang," pungkasnya. (Asep GP)***

Pameran Temporer Dewi Sartika Digelar UPTD PKDJB Disparbud Jabar
Monday, December 16, 2024
![]() |
Fadli Zon (Ketiga Dari Kanan) Tengah Membuka Buku Literasi Budaya Sunda Yang Dihaturkan MMS (Dok. MMS) |
![]() |
(Dok. Asep JM) |
![]() |
(Dok. Asep JM) |
![]() |
(Dok. Asep JM) |
![]() |
(Dok. Asep JM) |
%20Tengah%20Membuka%20Buku%20Literasi%20Budaya%20Sunda%20Yang%20Dihaturkan%20MMS%20(Dok.%20MMS).jpeg)
Menteri Kebudayaan Silaturahmi dengan Majelis Musyawarah Sunda
Thursday, December 5, 2024
![]() |
Pengunjung Pameran Diverity of Nusantara Art di KJRI New York AS. (dok Pribadi) |
![]() |
Suasana Pameran (Dok.Pribadi) |
![]() |
Foto
bersama dengan Rektor Upi dan delegasi UPI beserta tamu undangan pada acara
Pembukaan Pameran Seni Rupa “Diversity of Nusantara Art” (Dok.Pribadi) |
![]() |
Warli Haryana bersama Rektor UPI Prof. Dr. Solehuddin, M.Pd., MA. pada saat pembukaan pameran “Diversity of Nusantara Art”. (Dok.Pribadi). |
![]() |
Jo Cowtree, Ornamen Nusantara: seni primitif Papua dan Batik, Mix media (Dok Pribadi) |
![]() |
Warli Haryana bersama Bapak Ilham Sacabrata Vice Consul for Information and Socio Cultural Affairs (Dok.Pribadi) |
![]() |
Warli Haryana bersama Konsul Jenderal RI New York, Winanto Adi (Dok. Pribadi) |
![]() |
Pengunjung Pameran Diverity of
Nusantara Art di KJRI |
![]() |
Warli Haryana bersama Jurnalis dan fotografer senior dari Newscaster dan NPR New York Cita AS. (dok.Pribadi) |
![]() |
Warli Haryana, Menari di atas
Bulan - Dancing on the Moon, Digital on Canvas |
![]() |
Karya
Warli Haryana, Wahyu Tohjali - Tohjali's Revelation, Hybrid: Manual
& Digital on Canvas |

Warli Haryana (Dosen Seni Rupa UPI) & Jo Cowtree (Praktisi Seni NYC USA) Sukses Gelar Pameran Seni Rupa di New York City USA
Tuesday, November 26, 2024
![]() |
Penampilan Tarian Dari Sekolah Seni Johor Malaysia (Asep GP) |
Pada hari pertama, festival dibuka dengan "Tari Rampak Kendang" persembahan ISBI Bandung yang merupakan salah satu karya tari yang dikemas melalui inspirasi alat musik ritmis tradisional yaitu Kendang.
Pada festival ini ISBI Bandung menampilkan 3 karya seni lainnya, yaitu: 1. Tari "Joged Runggien", oleh Jurusan Seni Tari (23/11/2024). Tarian ini menggambarkan penari Ronggeng yang sedang menghibur para penggemarnya yang terpatri dalam suasana gembira, semangat, dan ceria; 2. Musik "Tatabeuhan dina Karawitan Sunda" oleh Jurusan Seni Karawitan (24/11/2024). Tatabeuhan dina Karawitan Sunda adalah bermain musik di lingkup Karawitan Sunda sebagai pengungkapan ekspresi musikal dengan berbagai estetika yang ada dalam Karawitan Sunda. Aspek musik karawitan Sunda yang diangkat yakni berkaitan dengan aspek karawitan mandiri dan fungsional. Kedua aspek tersebut merupakan kaidah penting untuk mengungkapkan makna estetik dalam karawitan Sunda; 3. Monolog "Balada Sumarah" karya Tentrem Lestari, oleh Jurusan Seni Teater ISBI Bandung (24/11/2024) yang berkisah tentang perjuangan seorang perempuan bernama Sumarah yang harus menghadapi diskriminasi, perlakuan keji dan ketidakadilan.
![]() |
Ini Juga Dari Sekolah Seni Johor Malaysia (Asep GP) |
Sedangkan dari negara tetangga yang hadir pada festival ini mempersembahan karya unggulan mereka masing-masing, yakni: 1. Tari Sekolah Seni Malaysia Johor - Tarian Inang ya Maulay - Joged Kasih Si Die ; 2. Gerak Teater Johor Malaysia "Manusia Raja" karya asal oleh Dudok, olahan dan arahan Azmi Senjakala. Manusia Raja ini menceritakan sosok Alif, seorang laki-laki yang menghadapi pergolakan hidup akibat pengaruh Hamsa. Hamsa yang selalu membisikkan hasutan jahat, mempengaruhi Alif untuk menetak sahabat baiknya yaitu Shazali setelah mengetahui bahwa kawan baiknya menusuknya dari belakang, dan; 3. Musik Singapura karya Saleh Buang.
Pada hari ketiga, diselenggarakan Diskusi dan Workshop kolaborasi 4 Negara yang diikuti oleh mahasiswa Jurusan Seni Tari, Seni Karawitan, Seni Teater, dan Seni Rupa. Materi Seni Tari dan Musik akan disampaikan oleh Saleh Buang (Singapura), materi Seni Rupa oleh Lutfa Mahmuda (Bangladesh), sedangkan materi seni Teater akan dipaparkan oleh Dr. Alfian Siagian (Indonesia), Dr. Andika Aziz dan Bung Kacil (Malaysia).
![]() |
Para Pengiring Pun Ikut Menari (Asep GP) |
Pada Malam Penutupan festival, para tamu undangan akan dihibur dengan suguhan Kolaborasi Teater yang berjudul "Haji Bakhil" karya L'Avare oleh Moliere, digubah oleh ST. Iskandar, kemudian diadaptasi oleh Pedro Sarjono, dan diadaptasi kembali oleh Salim Emde Punjabi, yang diolah oleh Persatuan Sanggar Mancasari, Malaysia.
Haji Bakhil ini merupakan adaptasi dari komedi klasik L’Avare karya Molière, kemudian tokoh tersebut diadaptasi menjadi tokoh cerita bernama Haji Zainal. Cerita mengisahkan Haji zainal. Seorang lelaki tua kaya raya namun sangat pelit. Haji Zainal begitu terobsesi dengan hartanya sehingga seluruh hidupnya didedikasikan untuk menimbun kekayaan, bahkan rela mengorbankan kebahagiaan keluarganya.
![]() |
Tari Joged Runggien Wakil Dari ISBI Bandung (Asep GP) |
Konflik utama muncul ketika Haji Zainal memutuskan untuk menikahi seorang gadis muda bernama Anna (Maryam), tanpa menyadari bahwa putranya sendiri Nadim (Hasan) juga mencintai gadis tersebut. Sementara itu, putrinya Haji Zainal bernama Nisa, ingin menikah dengan kekasihnya bernama Maslan, tetapi Haji Bakhil menolak karena pernikahan anak-anaknya akan membuat pengeluaran biaya, yang tidak disukainya.
Kisah semakin rumit, konflik semakin memuncak ketika sebuah peti berisi uang emas milik Haji Zainal hilang. Kecurigaannya yang berlebihan membuatnya menuduh semua orang di sekitarnya, termasuk pelayan setianya. Sementara itu, Maslan dan Nisa merencanakan cara untuk melawan keputusan ayah mereka yang keras kepala.
![]() |
Wajah-Wajah Cantik Para Penari Joged Runggien Dari Prodi Seni Tari ISBI Semester 3 (Asep GP) |
Dengan gaya satir yang jenaka, Haji Zainal (Bakhil) menggambarkan betapa keserakahan dan obsesi terhadap uang dapat menghancurkan hubungan keluarga dan mengasingkan seseorang dari kebahagiaan sejati. Molière dengan cerdas mengeksplorasi tema keinginan, cinta, dan ironi kehidupan dalam lakon ini, membawa pesan moral yang relevan hingga masa kini.
Tentu saja dengan kembalinya menjadi Tuan Rumah Pesta Seni - Budaya ASEAN ini, Rektor ISBI Bandung Retno Dwimarwati sangat senang dan bangga. Pesta Budaya Asia Tenggara didirikan pada tahun 2023 di ISBI Bandung. Komunitas tersebut merupakan kolaborasi orang-orang yang peduli dengan seni pertunjukan di Asia Tenggara untuk bekerja sama dan berbagi pengalaman. “Kami mengadakan acara tahunan seperti seni pertunjukan, workshop, pameran dan kerjasama,“ jelas Retno.
![]() |
Berjoget Berjapin Bersama (Asep GP) |
Pertukaran budaya dan pengetahuan antara lembaga pendidikan seni dan komunitas, menurutnya sangat penting dalam mengembangkan pemahaman yang lebih luas tentang seni dan menciptakan jaringan kolaborasi yang kuat. ISBI Bandung sangat menghargai kesempatan untuk berbagi pengalaman, ide, wawasan dan inspirasi dengan teman-teman dari Delegasi ASEAN.
Retno merasa yakin, acara ini akan menjadi momen yang bermakna bagi semua pihak yang terlibat. Dalam suasana yang penuh semangat ini, Retno pun mengajak semua peserta dari Negara ASEAN ini untuk terus menjalin hubungan yang erat, bertukar pikiran, dan membangun kerja sama yang saling menguntungkan. Dengan demikian, dapat bersama-sama menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih dinamis di bidang seni dan budaya.
![]() |
Rektor ISBI Bandung (Baju Hitam Biru) Bersama Prof. Een Herdiani Bersama Perwakilan Delegasi Seni Asean (Asep GP) |
“Terima kasih atas partisipasi Tamu-tamu terhormat dari Asia Tenggara, delegasi ASEAN, Mahmuda Akter Lutfa dari Dhaca University, rekan saya bung Kancil, Saleh Buang dari Singapure, Widi Dwinda, S.I.Kom, Anwar Zulkifli, S. H (Pisang anwar) dari Malaysia, Erli Norafiza Abu Hafiz (Bu Cura), Dr Andika Aziz Hussen, Haliza Binti Mohd Rashidi dari Johor Malaysian Art School, Dr. Febri Yulika dari Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang. Saya yakin kerjasama antara ISBI Bandung dan Pesta Budaya Asia Tenggara akan memberikan manfaat yang besar bagi seluruh peserta. Semoga kerjasama Pesta Budaya Asia Tenggara yang ke-2 ini dapat terus berlanjut dan produktif di masa mendatang,“ demikian pungkas Bu Rektor.
Sementara itu Cikgu Paris dari Sekolah Seni Johor Malaysia yang yang ditemui wartawan dalam pementasan hari pertama (23/11/2024), mengaku sangat senang dan bangga serta berterima kasih pada ISBI Bandung kareana dapat ikut serta dalam acara ini, dan dia berharap perhelatan seni budaya Asean ini harus diteruskan, bisa setahun sekali digelar dan bukan hanya se-Asean tapi diikuti oleh seluruh dunia.
Demikian juga dengan Haliza Binti Mohd Rashidi, Ketua Pasukan Tim Kesenian Sekolah Seni Johor Malaysia yang juga saat itu ikut turun menari bersama para Pengiring lainnya, sangat senang dan terharu sebab diberi kesempatan untuk bergabung dalam kegiatan seni budaya Asean ini, karena sebelumnya belum pernah tampil di acara seperti ini. ”Saya sangat sukahati sebab oleh pemerintah Indonesia diberi platfoarm seperti ini, untuk bergabung di Pesta Seni Budaya Negara Asean, sebelumnya tidak ada yang begini, jadi sangat suka hati, kami terharu dengan semua acara yang digelar oleh ISBI Bandung,“ katanya.
![]() |
Cikgu Paris Bersama Haliza Mohd Rashidi Merasa Suka Hati Dan Haru Diundang Di Pesta Seni Budaya Asean 2024 Di ISBI Bandung (Asep GP) |
Keharuan dan kebahagian keduanya pun kian bertambah karena mereka mengaku ditawari kuliah melalui program beasiswa di ISBI Bandung. Dalam acara tersebut Sekolah Seni Johor Malaysia yang punya 4 prodi/jurusan, musik, tari, visual dan teater ini, membawa 21 orang rombongan terdiri dari guru (Cikgu), pelajar dan pengiring. (Asep GP)***
.jpeg)
Festival Seni Budaya Asean 2024 Sukses Digelar ISBI Bandung
